MANDAU KALIMANTAN
Mando (Mandau) adalah senjata tajam
sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak
di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional Indonesia. Berbeda
dengan parang biasa, mandau memiliki ukiran - ukiran di bagian bilahnya yang
tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang
ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau.
Mando
(ejaan Indonesia: Mandau, adalah ejaan yang salah) berasal dari bahasa Dayak
Kalimantan Tengah, yaitu asal kata "Man" yaitu singkatan dari kata
"kuman" yang bearti "makan" dan dibentuk dari kata
"do" yaitu singkatan dari kata "dohong" yakni pisau belati
khas Kalimantan tengah. Jadi secara harafiah Mando bearti "makan
Dohong", maksudnya adalah karena sejak senjata mando menjadi populer di
kalimantan tengah, dohong yang merupakan senjata pisau terawal milik Dayak
Ngaju kal-teng menjadi kalah populer atau tergerus kalah oleh mando. Kekalahan
populer dohong tersebut menyebabkan sebutan untuk jenis parang yang
mengalahinya kemudian disebut "mando".
Suku
Dayak dengan senjata Mandaunya terkenal kejam dan ahli dalam peperangan,
kelompok klan mereka melawan bangsa-bangsa lain yang datang ke pulau
kalimantan, termasuk bangsa Melayu dan Bangsa Austronesia, karena seringnya
peperangan antar klan dan bangsa-bangsa yang datang ke pulau kalimantan, Pedang
mandau menjadi terkenal dengan bilah senjatanya yang tajam dan digunakan untuk
memenggal kepala musuh-musuhnya (adat Pengayauan suku Dayak) hingga para bangsa
lainnya tidak berani memasuki daerah mereka. Hingga sampai dengan sekarang
Mandau menjadi sebutan nama sebuah senjata adat asli Pulau Kalimantan. arti
mandau sebenarnya dari suku dayak katulistiwa. dau teraebut artinya senjata.
man artinya keberanian . yang dianu suku tionghoa pedalaman
Menurut
literatur di Museum Balanga,
Palangkaraya, bahan baku mandau adalah besi
(sanaman) mantikei yang
terdapat di hulu Sungai
Matikei, Desa Tumbang Atei, Sanaman Matikei, Katingan.
Besi ini bersifat lentur sehingga mudah dibengkokan. Mandau asli harganya
dimulai dari Rp. 1 juta rupiah. Mandau asli yang berusia tua dan memiliki besi
yang kuat bisa mencapai harga Rp. 20 juta rupiah per bilah. Bahan baku
pembuatan mandau biasa dapat juga menggunakan besi per mobil, bilah gergaji
mesin, cakram kendaraan dan besi batang lain. Peranti kerja yang digunakan
terutama adalah palu, betel, dan sebasang besi runcing guna melubangi mandau
untuk hiasan. Juga digunakan penghembus udara bertenaga listrik untuk
membarakan nyala limbah kayu ulin yang dipakainya untuk memanasi besi. Kayu
ulin dipilih karena mampu menghasilkan panas lebih tinggi dibandingkan kayu
lainnya.
Mandau
untuk cideramata biasanya bergagang kayu, harganya berkisar Rp. 50.000 hingga
Rp. 300.000 tergantung dari besi yang digunakan. Mandau asli mempunyai penyang,
penyang adalah kumpulan-kumpulan ilmu suku dayak yang didapat dari hasil
bertapa atau petunjuk lelulur yang digunakan untuk berperang. Penyang akan
membuat orang yang memegang mandau sakti, kuat dan kebal dalam menghadapi
musuh. mandau dan penyang adalah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan turun temurun dari leluhur.
Nah itulah penjelasan tentang Senjata Mandau khas Kalimantan, semoga menambah wawasan anda tentang kebudayaan Indonesia!
Senjata Tradisional kalimantan
Reviewed by Unknown
on
Oktober 28, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: