KERIS PALEMBANG
Dari data
sejarah Indonesia, dapat diketahui bahwa Palembang merupakan daerah Sumatra
pertama yang menerima penyebaran budaya keris dari Pulau Jawa, selain Jambi.
Ekspedisi Pamalayu yang dilancarkan ke daerah itu atas perintah Sri
Kartanegara, Raja Singasari pada tahun 1275 diduga merupakan awal pertama
pengenalan budaya keris Jawa di Sumatra. Jadi pada awal abad ke-13 keris telah
mulai membudaya di beberapa daerah di Sumatra.
Perkembangan
dunia keris di Palembang mencapai puncaknya pada zaman pemerintahan Sultan
Candilawang (1662 – 1706). Pada masa itu penyebaran keris Palembang meluas
sampai ke Kalimantan, Sarawak, dan Semenanjung Malaya.
Masa produktif para empu Palembang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Kamaruddin yang naik tahta tahun 1715 dan Sultan Jayawikrama pada tahun 1722, dan mencapai puncak keemasannya pada abad 19. Perdagangan yang ramai di pelabuhan Palembang menjadi salah satu dorongan meluasnya pemasaran keris-keris Palembang (Source : Ensiklopedi Keris – Bambang Harsrinuksmo – 332).
Di Palembang
Keris ini diakulturasi dengan budaya melayu akhirnya jadilah Keris Palembang,
Keris Palembang dan Keris Jawa ada yang membedakan yaitu pada Luk ( belokan
atau lurus keris) , Warangka berbeda, Gagangnya Keris Palembang seperti kepala
burung, selain itu tangkainya seperti perahu seperti perahu ini maknanya
Palembang itu adalah negara maritim.
Sejak dahulu
Keris Palembang di Zaman Kesultanan Palembang Darusalam merupakan simbol kebesaran
bagi Sultan, Keluarga Sultan dan bisa di jadikan alat mempertahankan diri.
Keris Palembang ini hilang setelah Kesultanan Palembang Darusalam dihapuskan
pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1905 secara berangsur-angsur unsur
keris tersebut sehingga Sejak saat itu simbol-simbol Kesultanan tidak diakui
masyarakat lagi, dan mulai hilang, akhirnya Keris Palembang
berangsur-angsur hilang , tapi bukan berarti hilang sama sekali , masih
ada dipegang sejumlah keluarga Sultan.
Selain itu
kenapa Keris Palembang tidak muncul lagi karena tidak ada pandai besinya atau
empunya, kalau di Jawa masih terus berlangsung walaupun jumlahnya sedikit tapi
terus, kalau di Palembang tidak ada lagi. Apalagi untuk membuat Keris oleh
pandai besi atau mpu harus ada syaratnya seperti harus berpuasa dulu. Kecuali
senjata lain Palembang seperti Kuduk, Siwar masih ada pembuatnya salah satunya
di Lahat.
Zaman dulu
Keris Palembang itu memiliki aura magis, kalau sekarang tergantung Kerisnya ,
ada yang “berisi” ada yang tidak, kalau orang ada indera ke enam bisa
melihat penghuni Keris Palembang , kalau kita tidak bisa merasakan aura
magisnya dan budaya Keris tumbuh awalnya dari tradisi Agama Hindu namun ketika
Islam masuk di Indonesia terjadi akulturasi budaya termasuk Keris. Ini di
tandai dengan motip keris dulu waktu zaman hindu seperti hewan, manusia saat
Islam masuk di hilangkan menjadi motip tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Nah itulah penjelasan tentang Keris Palembang, semoga menambah wawasan anda tentang Budaya Indonesia.
PELAJARI,CINTAI, DAN LESTARIKAN BUDAYA INDONESIA!
Sumber : silatpalembang
Refrensi 1 : SSC STIKI
Nah itulah penjelasan tentang Keris Palembang, semoga menambah wawasan anda tentang Budaya Indonesia.
PELAJARI,CINTAI, DAN LESTARIKAN BUDAYA INDONESIA!
Sumber : silatpalembang
Refrensi 1 : SSC STIKI
Refrensi 2 : STIKI Malang
Senjata Tradisional Sumatera Selatan
Reviewed by Unknown
on
Oktober 28, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: