Rumah Adat Aceh
Ruang ini biasanya digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan pangan, serta sebagai tempat para wanita untuk melakukan aktivitas, misalnya aktivitas menenun kain khas Aceh
.
Untuk memasuki rumah, kita perlu meniti tangga di bagian
depan rumah. Tangga tersebut biasanya memiliki jumlah anak tangga yang ganjil.
Adapun setelah naik ke bagian atas, kita akan menemukan banyak sekali lukisan
yang menempel di dinding-dinding rumah sebagai hiasan. Jumlah lukisan pada
dinding luar rumah dapat menjadi simbol tingkat ekonomi pemiliknya.
Fungsi Rumah Adat Selain memiliki fungsi sebagai
identitas budaya, rumah Krong Bade juga memiliki fungsi praktis yaitu sebagai
rumah tinggal masyarakat Aceh. Untuk menunjang fungsi praktisnya tersebut,
rumah adat Aceh ini dibagi menjadi beberapa ruangan dengan kegunaannya
masing-masing, yaitu:
Ruang Depan atau biasa disebut seuramoë keuë. Ruangan ini
berfungsi sebagai ruang santai dan tempat berisirahat bagi seluruh anggota
keluarga. Ruangan ini juga digunakan sebagai tempat menerima tamu. Ruang Tengah
atau biasa disebut seuramoë teungoh. Ruangan ini adalah ruang inti dari sebuah
rumah adat Aceh (ruang inong) dan di tandai dengan lantai yang lebih tinggi
dari ruang depan. Karena termasuk ruang inti, maka ruangan ini termasuk sangat
privat. Para tamu yang datang tidak akan pernah diijinkan untuk memasukinya.
Fungsi dari kamar-kamar yang terdapat di ruang tengah ini
antara lain sebagai tempat tidur kepala keluarga, kamar anak, ruangan kamar
pengantin, serta sebagai ruang pemandian mayat ketika ada anggota keluarga yang
meninggal dunia. Ruang Belakang atau biasa disebut sebagai seurameo likot.
Ruangan ini adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan
tempat bercengkrama bagi sesama anggota keluarga. Lantai ruangan ini biasanya
lebih rendah dibanding lantai rangan tengah. Sama seperti ruang depan, ruang
belakang juga tidak memiliki kamar-kamar.
Rumah Adat Aceh
Reviewed by Unknown
on
Oktober 24, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: